
source image: chatgpt
Purwokerto, 5 Mei 2025
Dunia cryptocurrency telah berkembang jauh melampaui Bitcoin. Dua inovasi yang kini menjadi pusat perhatian adalah Decentralized Finance (DeFi) dan Non-Fungible Token (NFT). Keduanya tidak hanya mengubah cara orang bertransaksi dan berinvestasi secara digital, tetapi juga membuka pintu menuju berbagai kemungkinan baru dalam ekosistem finansial dan kreativitas digital.
“Selain itu, adanya inovasi seperti Babylon Bitcoin staking, restaking Eigen Layer, identitas terdesentralisasi ENS, turut menjadi pendukung semakin menariknya sektor DeFi yang membuatnya masih memiliki potensi kuat di tahun 2025,” kata Robby kepada Liputan6.com.
Apa Itu DeFi (Decentralized Finance)?
DeFi, atau keuangan terdesentralisasi, adalah sistem keuangan berbasis blockchain yang beroperasi tanpa otoritas pusat seperti bank atau lembaga keuangan tradisional. Ini adalah revolusi dalam sektor keuangan yang memungkinkan siapa saja dengan koneksi internet untuk mengakses layanan finansial.
Perbedaan utama DeFi dengan sistem keuangan tradisional terletak pada desentralisasinya. Dalam sistem tradisional, bank dan institusi keuangan bertindak sebagai perantara yang mengontrol transaksi dan menyimpan dana nasabah. Sebaliknya, DeFi menghilangkan perantara ini dengan memanfaatkan smart contracts (kontrak pintar) yang berjalan di blockchain, terutama Ethereum.
Bayangkan DeFi sebagai bank digital tanpa kantor fisik dan tanpa pegawai. Semua operasi dijalankan oleh kode komputer yang transparan dan dapat diverifikasi oleh siapa saja. Ini memungkinkan transaksi peer-to-peer tanpa pihak ketiga, memberikan pengguna kontrol penuh atas aset mereka.
Apa Itu NFT (Non-Fungible Token)?
NFT adalah token unik yang mewakili kepemilikan atas aset digital atau fisik tertentu. Tidak seperti cryptocurrency yang bersifat “fungible” (dapat dipertukarkan), setiap NFT memiliki karakteristik unik yang membuatnya tidak dapat diganti dengan token lain.
Analoginya, jika Bitcoin adalah seperti uang kertas yang identik satu sama lain, NFT lebih seperti sertifikat kepemilikan untuk Mona Lisa digital-tidak ada dua yang persis sama, dan nilainya ditentukan oleh keunikan dan permintaan.
NFT dibangun di atas teknologi blockchain, yang memungkinkan verifikasi dan pelacakan kepemilikan secara transparan. Ethereum adalah blockchain paling populer untuk NFT, meskipun blockchain lain juga mulai mendukungnya.
Dominasi Ethereum dalam Ekosistem DeFi dan NFT
Ethereum tetap menjadi pemimpin dominan dalam DeFi, memegang lebih dari setengah dari total nilai terkunci (TVL) di seluruh jaringan blockchain. Menurut data DeFiLlama, pangsa pasar Ethereum dalam DeFi mencapai 51,42%, mencerminkan dominasinya yang berkelanjutan meskipun ada persaingan dari blockchain baru yang menawarkan kecepatan transaksi lebih cepat dan biaya lebih rendah.
Sementara itu, Solana menempati urutan kedua setelah Ethereum dalam total DeFi TVL, menyumbang 7,6% dari nilai sektor dengan $6,815 miliar dalam TVL. Bitcoin juga memegang posisi penting dengan TVL DeFi sebesar $5,183 miliar.
Dampak DeFi dan NFT Terhadap Industri Tradisional
DeFi mulai menantang supremasi institusi keuangan tradisional yang telah lama mapan, dengan miliaran transaksi dalam lima tahun terakhir. Ini memberikan akses keuangan kepada masyarakat yang sebelumnya tidak terlayani sistem perbankan, sekaligus mendorong inovasi dalam layanan keuangan.
Sementara itu, NFT telah merevolusioner dunia seni dan koleksi, memberikan seniman kontrol lebih besar atas karya mereka dan kemampuan untuk mendapatkan royalti dari penjualan sekunder. Bagi kolektor, NFT menawarkan cara baru untuk memiliki dan memperdagangkan aset digital yang langka.
DeFi dan NFT merepresentasikan langkah signifikan dalam evolusi ekosistem crypto, membuka kemungkinan baru dalam transaksi, investasi, dan kreativitas digital. Meskipun temuan menunjukkan beberapa kekurangan dalam DeFi yang mencegah adopsi secara luas, kajian literatur menunjukkan konsensus besar tentang fitur DeFi yang menjanjikan dan potensinya untuk melengkapi sistem keuangan tradisional.
Untuk para pemula dan investor muda, memahami kedua teknologi ini dapat membuka pintu ke peluang baru, tetapi pendidikan dan penelitian yang matang tetap penting sebelum terjun ke ekosistem yang berkembang pesat ini.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Sumber Pustaka
- Risius, M., & Spohrer, K. (2017). A blockchain research framework. Business & Information Systems Engineering, 59, 385–409.
- Analytics Steps. (2024, October 17). Decentralized finance vs Traditional finance. https://www.analyticssteps.com/blogs/decentralized-finance-vs-traditional-finance
- Crypto Adventure. (2025, April 10). How Smart Contracts Power the DeFi Ecosystem. https://cryptoadventure.com/community/articles/how-smart-contracts-power-the-defi-ecosystem/
- CoinStats. (2025, April 14). Ethereum Maintains Over 51% of DeFi Market Share as Solana and Tron Accelerate Growth. https://coinstats.app/news/e0106dfceeceb4c680295a08b9a7793494d6e3a21ba80283f71957f9f0af15b9_Ethereum-Maintains-Over-51-of-DeFi-Market-Share-as-Solana-and-Tron-Accelerate-Growth
- Investopedia. (2025, April 18). Non-Fungible Token (NFT): What It Means and How It Works. https://www.investopedia.com/non-fungible-tokens-nft-5115211
- Bankless. (2024, September 6). Aave Guide: Decentralized Lending and Borrowing on Bankless. https://www.bankless.com/read/the-bankless-guide-to-aave
Baca juga : Crypto 101: Memahami Dasar-Dasar Cryptocurrency
Penulis: Ahsan Maulana Rizqi | Editor: Tim IT Bisnis Digital | Foto: chatgpt